Kucing Hitam
Kucing hitam sering kali diidentikkan dengan hal-hal mistis. Sebuah mitos yang sudah tumbuh dan berawal dari masa babilonia kuno
dimana kucing adalah persembahan untuk acara ritual. Mitos ini datang
karena ada seekor kucing hitam yang tidur ditengah-tengah seekor ular
dengan pulasnya. Padahal, pada saat itu ular adalah perlambang kejahatan
Berbagai mitos tentang kucing hitam bermunculan dimana-mana. Di
Inggris dan Jepang, jika kucing hitam melewati jalan setapak dekat
rumah, dipercayai keberuntungan akan menimpa si pemilik rumah, dan sebaliknya bila berada di Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa. Di
Jerman, jika ada kucing hitam melompat ke tempat tidur orang yang
terbaring sakit, dipercayai kematian akan datang. Di Cina, jika seseorang kedatangan
kucing hitam akan terkena penyakit dan jatuh miskin. Di Italia, jika ada
kucing mengeong, itu berarti alamat baik bagi yang mendengarnya. Sedangkan di Firlandia, masyarakat di sana percaya bahwa kucing hitamlah yang
membawa jiwa manusia ke alam baka. Lain lagi dengan kepercayaan orang Normandia, mereka
percaya apabila dalam perjalananmu melihat seekor kucing hitam yang
sedang menyeberang di tengah bulan purnama, mereka percaya kamu akan
terserang suatu epidemik.
Ceritanya sedikit berubah ditempat lain, di India, jiwa yang
bereinkarnasi dapat dibebaskan dengan melempar kucing hitam ke api. Ada
satu legenda dari Bengali bahwa ada seorang wanita yang dapat merubah
jiwa manusia menjadi seekor kucing hitam, dan setiap kucing hitam yang
disakiti akan menyakiti wanita itu juga. Masyarakat Celts percaya bahwa kucing hitam dapat memprediksi masa
depan. Druids pada masa Inggris kuno percaya bahwa kucing merupakan
jelmaan seseorang yang berbuat jahat di masa lalunya kemudian di hukum
menjadi seekor kucing hitam
Ada juga kepercayaan lain, yang mengatakan bahwa
kucing hitam ini merupakan salah satu penyamaran para penyihir. Walaupun
tidak ada saksi yang pernah menyaksikan ada penyihir yang berubah
menjadi seekor kucing hitam atau seekor kucing hitam yang berubah
menjadi seorang penyihir, tetapi
mereka mengatakan
bahwa suatu hari mereka menyakiti seekor kucing hitam dan kucing hitam itu terluka, dan keesokaan harinya mereka
menemukan luka yang sama ditempat yang sama kucing itu terluka pada
seorang wanita.Begitu misteriusnya kucing hitam membuat Edgar Allan Poe, sastrawan
gemilang kelahiran Boston, Massachusets, Amerika Serikat berambisi
menciptakan sebuah karya dengan inspirasi kucing. "Aku berharap bisa
menuangkan sebuah tulisan yang semisterius sebuah kucing," tutur Edgar
Allan Poe.
Harapan besar sastrawan itu kemudian terwujud dalam karya
monumentalnya, "Kucing Hitam." Karya ini pertama kali tampil di United
States Saturday Post (The Saturday Evening Post) pada 19 Agustus 1843.
Karya yang berfungsi untuk mengingatkan kita semua, betapa kekerasan dan
horor tergantung dari kita sendiri.
"Kucing Hitam"-nya Edgar Allan Poe bercerita tentang seekor kucing hitam
yang dipelihara si tokoh dan menjadi sumber kebahagiaan tersendiri
daripada menyayangi hewan-hewan lainnya seperti ikan, monyet, atau
kelinci. Kucing yang diberi nama Pluto ini menurutnya adalah kucing yang
luar biasa besar, cantik dan mengagumkan. Namun, kebiasaan minum
minuman beralkohol mengubah pribadinya menjadi lekas marah, kasar, dan
juga mampu melukai orang terdekatnya secara dingin. Suatu hari yang ia
sebut sebagai puncak malapetaka sifat jahat manusia membuat tokoh dalam
cerita itu mencungkil mata Pluto dan menggantung mati kucing hitam itu.
Dia menyesal atas sifat jahatnya.
Di hari lain, sewaktu pulang dari kafe tempat biasa ia meluangkan
malam tiba-tiba ia melihat kucing hitam namun berdada semburat putih
yang mengikutinya pulang ke rumah. Kucing tersebut dengan cepat menjadi
kesayangan pacarnya. Perasaan muak, malu selalu ia rasakan ketika
melihat kucing itu. Satu kesamaan yang ia lihat adalah kucing itu
kehilangan satu matanya. Perasaan sakit itu datang lagi dan kali ini ia
membawa kekejaman kapak yang ia arahkan pada pacarnya. Mayat yang ingin
ia sembunyikan itu kemudian di semen di subuah sudut tembok. Kucing
hitam berdada putih itu pergi karena takut. Pada hari ke-5 agen-agen
polisi mulai mencari “tempat persembunyian”. Kucing itu membuatnya
berkonflik dengan dirinya sendiri dan membuatnya menjadi pembunuh dan
menyerahkan semuanya pada algojo.
Kesimpulannya, dengan berlalunya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan
masyarakat makin berpandangan global dan terbuka. Mereka mulai
menanggapi mitos sebagai suatu kekayaan budaya dan akan mencari bukti
terlebih dulu sebelum percaya. Sehingga terdapat dua tipe perlakuan
masyarakat terhadap kuncing. Yakni, bersahabat dan antipati.
Mirip seperti apa yang dilakukan dua pemimpin besar ini terhadap
kucing. Jika Napoleon dikabarkan takut pada kucing hitam, sebaliknya
Winston Churchill menganggap menyentuh kucing hitam akan membawa nasib
baik!
Jadi, tidak usahlah ribut dengan kucing hitam. Toh, sastrawan Ernest
Hemingway setidaknya pernah memelihara 30 kucing di rumahnya di Havana
Kuba.
"Manusia, dengan alasan tertentu bisa menyembunyikan perasaannya
tetapi kucing tidak," kata Hemingway, tokoh yang menjadi inspirasi film
"In Love and War" itu.
Bahkan nabi Muhammad pun memiliki kucing kesayangan yang diberi nama Mueeza. Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing
peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius,
dalam sebuah hadist shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita
yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas
kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa
hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.
"Kado apa yang lebih indah selain kasih sayang dari kucing," timpal
Charles Dickens, sastrawan besar dunia lainnya. Dan asal tahu saja,
Florence Nightingale, ibu perawat dunia itu pernah memiliki lebih dari
60 kucing sepanjang hidupnya.
Untuk itu, samakanlah kucing hitam dengan kucing-kucing lainnya karena mereka sama-sama makhluk lucu yang diciptakan Tuhan yang Maha Esa. Kita patut untuk menjaga dan menyayangi mereka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar