Labels

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kucing Hitam

Kucing hitam sering kali diidentikkan dengan hal-hal  mistis. Sebuah mitos yang sudah tumbuh dan berawal dari masa babilonia kuno dimana kucing adalah persembahan untuk acara ritual. Mitos ini datang karena ada seekor kucing hitam yang tidur ditengah-tengah seekor ular dengan pulasnya. Padahal, pada saat itu ular adalah perlambang kejahatan
Berbagai mitos tentang kucing hitam bermunculan dimana-mana. Di Inggris dan Jepang, jika kucing hitam melewati jalan setapak dekat rumah, dipercayai keberuntungan akan menimpa si pemilik rumah, dan sebaliknya bila berada di Amerika Serikat dan sebagian negara Eropa. Di Jerman, jika ada kucing hitam melompat ke tempat tidur orang yang terbaring sakit, dipercayai kematian akan datang. Di Cina, jika seseorang kedatangan kucing hitam akan terkena penyakit dan jatuh miskin. Di Italia, jika ada kucing mengeong, itu berarti alamat baik bagi yang mendengarnya. Sedangkan di Firlandia, masyarakat di sana percaya bahwa kucing hitamlah yang membawa jiwa manusia ke alam baka. Lain lagi dengan kepercayaan orang Normandia, mereka percaya apabila dalam perjalananmu melihat seekor kucing hitam yang sedang menyeberang di tengah bulan purnama, mereka percaya kamu akan terserang suatu epidemik.

Ceritanya sedikit berubah ditempat lain, di India, jiwa yang bereinkarnasi dapat dibebaskan dengan melempar kucing hitam ke api. Ada satu legenda dari Bengali bahwa ada seorang wanita yang dapat merubah jiwa manusia menjadi seekor kucing hitam, dan setiap kucing hitam yang disakiti akan menyakiti wanita itu juga. Masyarakat Celts percaya bahwa kucing hitam dapat memprediksi masa depan. Druids pada masa Inggris kuno percaya bahwa kucing merupakan jelmaan seseorang yang berbuat jahat di masa lalunya kemudian di hukum menjadi seekor kucing hitam
Ada juga kepercayaan lain, yang mengatakan bahwa kucing hitam ini merupakan salah satu penyamaran para penyihir. Walaupun tidak ada saksi yang pernah menyaksikan ada penyihir yang berubah menjadi seekor kucing hitam atau seekor kucing hitam yang berubah menjadi seorang penyihir, tetapi
mereka mengatakan bahwa suatu hari mereka menyakiti seekor kucing hitam dan kucing hitam itu terluka, dan keesokaan harinya mereka menemukan luka yang sama ditempat yang sama kucing itu terluka pada seorang wanita.Begitu misteriusnya kucing hitam membuat Edgar Allan Poe, sastrawan gemilang kelahiran Boston, Massachusets, Amerika Serikat berambisi menciptakan sebuah karya dengan inspirasi kucing. "Aku berharap bisa menuangkan sebuah tulisan yang semisterius sebuah kucing," tutur Edgar Allan Poe. Harapan besar sastrawan itu kemudian terwujud dalam karya monumentalnya, "Kucing Hitam." Karya ini pertama kali tampil di United States Saturday Post (The Saturday Evening Post) pada 19 Agustus 1843. Karya yang berfungsi untuk mengingatkan kita semua, betapa kekerasan dan horor tergantung dari kita sendiri.
"Kucing Hitam"-nya Edgar Allan Poe bercerita tentang seekor kucing hitam yang dipelihara si tokoh dan menjadi sumber kebahagiaan tersendiri daripada menyayangi hewan-hewan lainnya seperti ikan, monyet, atau kelinci. Kucing yang diberi nama Pluto ini menurutnya adalah kucing yang luar biasa besar, cantik dan mengagumkan. Namun, kebiasaan minum minuman beralkohol mengubah pribadinya menjadi lekas marah, kasar, dan juga mampu melukai orang terdekatnya secara dingin. Suatu hari yang ia sebut sebagai puncak malapetaka sifat jahat manusia membuat tokoh dalam cerita itu mencungkil mata Pluto dan menggantung mati kucing hitam itu. Dia menyesal atas sifat jahatnya. Di hari lain, sewaktu pulang dari kafe tempat biasa ia meluangkan malam tiba-tiba ia melihat kucing hitam namun berdada semburat putih yang mengikutinya pulang ke rumah. Kucing tersebut dengan cepat menjadi kesayangan pacarnya. Perasaan muak, malu selalu ia rasakan ketika melihat kucing itu. Satu kesamaan yang ia lihat adalah kucing itu kehilangan satu matanya. Perasaan sakit itu datang lagi dan kali ini ia membawa kekejaman kapak yang ia arahkan pada pacarnya. Mayat yang ingin ia sembunyikan itu kemudian di semen di subuah sudut tembok. Kucing hitam berdada putih itu pergi karena takut. Pada hari ke-5 agen-agen polisi mulai mencari “tempat persembunyian”. Kucing itu membuatnya berkonflik dengan dirinya sendiri dan membuatnya menjadi pembunuh dan menyerahkan semuanya pada algojo. 


Kesimpulannya, dengan berlalunya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat makin berpandangan global dan terbuka. Mereka mulai menanggapi mitos sebagai suatu kekayaan budaya dan akan mencari bukti terlebih dulu sebelum percaya. Sehingga terdapat dua tipe perlakuan masyarakat terhadap kuncing. Yakni, bersahabat dan antipati.

Mirip seperti apa yang dilakukan dua pemimpin besar ini terhadap kucing. Jika Napoleon dikabarkan takut pada kucing hitam, sebaliknya Winston Churchill menganggap menyentuh kucing hitam akan membawa nasib baik!

Jadi, tidak usahlah ribut dengan kucing hitam. Toh, sastrawan Ernest Hemingway setidaknya pernah memelihara 30 kucing di rumahnya di Havana Kuba.
"Manusia, dengan alasan tertentu bisa menyembunyikan perasaannya tetapi kucing tidak," kata Hemingway, tokoh yang menjadi inspirasi film "In Love and War" itu.

Bahkan nabi Muhammad pun memiliki kucing kesayangan yang diberi nama Mueeza. Kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.
"Kado apa yang lebih indah selain kasih sayang dari kucing," timpal Charles Dickens, sastrawan besar dunia lainnya. Dan asal tahu saja, Florence Nightingale, ibu perawat dunia itu pernah memiliki lebih dari 60 kucing sepanjang hidupnya.
Untuk itu, samakanlah kucing hitam dengan kucing-kucing lainnya karena mereka sama-sama makhluk lucu yang diciptakan Tuhan yang Maha Esa. Kita patut untuk menjaga dan menyayangi mereka...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar