Labels

Kamis, 06 September 2012

catatan mentoring


Terima kasih untuk waktu ini
Menikmati waktu, merajut impian yang tertata. Setiap sisa-sisa detik yang diberikan seakan membawaku ke dimensi yang lain.
Mata basah…
Darah seakan berhenti mengalir…
Sulit rasanya menerima kenyataan akan cita-cita yang gagal tercapai. Aku menangisi kegagalanku, dan menyesali waktu yang tersedia sesaat sebelum SNMPTN…… dan kini semuanya tidak akan terulang lagi, impian yang telah di bangun selama ini telah sirna. Beruntung aku mempunyai keluarga yang sangat baik, mereka bagaikan pelita di dalam kegelapan lorong-lorong yang aku tapaki, mereka memberikan kata-kata penyemangat yang tiada hentinya. “Allah belum menakdirkan kamu untuk lulus di jurusan tersebut, dan Allah pasti menginginkan kamu berada di jurusan yang terbaik dan itu bukan jurusan yang kamu pilih di SNMPTN, jadi bersemangatlah dan cobalah lagi untuk mendaftar di perguruan tinggi yang masih terbuka lebar”. Begitulah kata-kata mereka kepadaku. Dan terbesit di dalam pikiranku akan pepatah yang orang-orang sering kumandangkan “ Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tapi kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan”, dan semoga pepatah itu memang benar dan terbukti dalam kehidupanku.  Syukur, masih ada waktu untuk merajut ulang mimpi dan mewujdkannya jadi kenyataan………
Di sudut kota metropolitan, alias kota Makassar. Tepatnya di dalam perguruan tinggi ternama di Indonesia Timur, terdapat juga perguruan tinggi di dalamnya yang tidak kalah bagusnya dari perguruan tinggi lainnya, yaitu Politeknik Negeri Ujung Pandang yang baru memulai jadwalnya untuk menerima mahasiswa baru. Tanpa menunggu waktu lagi, aku dan salah satu temanku yang juga senasib denganku mencoba mendaftar di situ dan menjadi bagian dari antrian orang-orang   yang semuanya mungkin punya harapan sama seperti kami. Dan alhasil, formulir sudah ada di tangan kami, dan tentunya langsung kami isi di hari itu pula. Syukur masih ada jam yang memberikan kesempatan kepada kami untuk terus mencoba……….
Di hari berikutnya, kami datang lagi dan mengumpulkan formulir pendaftaran yang telah rampung kami isi dan menunggu lagi sejenak untuk pemberian kartu peserta.  Tak berapa lama kemudian, kartu peserta pun sudah berada di tangan kami masing-masing, dan ternyata kami berada di ruang ujian yang berbeda. Tentunya kami sama dengan orang lain, kami ingin satu ruangan dan saling membantu, karena jurusan yang kami pilih pun tidaklah  sama. Aku di tempatkan di ruang seminar, sedangkan temanku di tempatkan di ruang aula Poltek. Tentunya kami sangat berjauhan dan tidak ada lagi harapan untuk berkomunikasi secara langsung sesaat sebelum ujian dimulai. Tetapi tidak apalah, toh kami harus optimis dan yakin bahwa kami pasti bisa tanpa mengharapkan bantuan lagi dari satu sama lain.
Hari pelaksanaan ujian pun tiba, kami yang dengan pakaian kemeja rapi yang telah di setrika dan sepatu yang cling karena sudah di cuci bersih, berangkat pagi-pagi setelah sarapan tentunya, dan berharap di dalam untaian doa yang kami panjatkan sesaat sebelum keberangkatan, “Semoga kami dapat mengerjakan soal-soal dengan mudah dan dengan jawaban yang benar semua, serta bisa mengumpulkannya tepat waktu, Amin”.
Setibanya kami di sana, tanpa menunggu waktu lagi, kami seketika itu berpisah dan langsung menuju ruang ujian kami masing-masing. Ujian pun dimulai sesaat setelah aku masuk dan duduk di bangku yang tertera nomor yang sama persis dengan nomor yang ada di kartu pesertaku. Soal ujian mulai di bagikan, jantungku terasa berdenyut kencang. Tak berapa lama kemudian,  soal sudah berada tapat di atas meja bangku yang aku duduki,  dan tentunya pandanganku mengarah kepada lembaran-lembaran kertas putih yang bertahtahkan deretan-deretan huruf dari tinta hitam itu. Setelah di persilahkan, kami para peserta di ruangan tersebut langsung mengerjakan soalnya.
Setelah selesai ujian, aku dan temanku yang sempat berpisah bertemu kembali. Kami pulang sama-sama dan memasrahkan diri kapada Allah swt. atas usaha yang telah kami lakukan selama ini. Syukur, masih ada menit yang tidak ada hentinya berputar mengiringi langkah kami dalam menapaki sebuah jejak menuju keberhasilan kami Insya Allah……..
Hari pengumuman pun tiba, untuk yang kedua kalinya aku merasa was-was dan jantung berdetak sangat kencang melampaui detakan yang biasanya sama dengan detakan detik di jarum jam dinding. Aku sudah tidak bisa berharap sangat banyak untuk tes calon mahasiswa yang kedua ini, melihat peminat untuk perguruan tinggi ini lumayan banyak, yaitu lebih dari sembilan ratusan orang. Aku takut akan terjatuh lagi dan tidak bisa untuk bangkit dari keterpurukan kembali. Di papan pengumuman, terdapat tulisan nama yang sangat tidak asing bagiku. Seketika itu jantungku terasa berhenti sejenak dan berangsur-angsur kembali seperti detakan di hari-hari biasanya. Syukur bercampur lega sangat terasa di benakku saat itu, di kala kulihat kembali goresan-goresan yang menimbulkan kesan mendalam pada diriku,
Nama : SUHARTINI,
Jurusan : Teknik Elektro
Prodi : D-IV Teknik Listrik
dan sekarang, aku sudah bukan lagi calon mahasiswa, tetapi aku adalah mahasiswa yang sesungguhnya. Aku yakin, inilah yang terbaik yang Allah berikan untukku. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Syukur, masih ada detik yang menemaniku untuk bisa menikmati rasa syukur ku kepada Allah swt. ……
Hari demi hari berlalu, serangkaian kegiatan mahasiwa baru aku ikuti, mulai dari pengenalan system pendidikan Politeknik Negeri Ujung Pandang, pengenalan lembaga kemahasiswaan, pesantren kilat dll. Di agenda kegiatan pesantren kilat yang aku dan teman-teman ikuti, diantaranya yaitu sosialisasi mentoring. Di situ dipaparkan tentang betapa pentingnya kegiatan mentoring untuk di ikuti setiap minggunya. Betapa besar manfaat yang akan kita peroleh pada setiap kegiatan mentoring, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kegiatan mentoring akan di jadwalkan sesuai dengan persatuan kelas dan tidak akan mengganggu kegiatan perkuliahan sama sekali. Oleh karena itu aku dan teman-teman baruku menjadwalkan kegiatan mentoring untuk kelasku pada senin pagi.
Setiap hari senin tepatnya pukul 08.00, kami memulai kegiatan mentoring dengan doa kaffaratul majelis tentunya, dan juga diawali dengan tadarrus al-Qur’an. Untuk pertemuan pertama, pementor kami memberikan materi tentang pentingnya menuntut ilmu, kemudian di minggu berikutnya membahas tentang makhraj. Belajar tentang makhraj menimbulkan kesan banyak dalam diriku, ternyata banyak sekali pengucapan-pengucapan huruf-huruf hijaiyahku yang salah, dan dalam materi ini saya bisa memperbaikinya. Dalam mentoring juga diberikan materi tentang shalat, wuduh dan tayammum, juga tentang mandi janabah. Aku sangat bersyukur akan adanya mentoring ini, sehingga aku bisa memperbaiki diri dari kesalahan.
Memintal benang-benang kehidupan, merajutnya dengan penuh ilmu dan ibadah serta mengenakannya dengan penuh kebanggaan.
Terima kasih Tuhan untuk waktu ini, tahun ini, bulan ini, minggu ini, hari ini, jam ini, menit ini sampai detik ini…
Ajari aku untuk menggunakannya sebaik mungkin Tuhan sebelum waktuku habis dan aku harus pergi menghadapMU…
“SEKIAN”

1 komentar: